Selasa, 26 Juli 2011

MOTIVASI

MOTIVASI
Oleh: Dadang, S. Ag, S. IPI, M. Pd.I
A. Pendahuluan
Kata motivasi semakin sering digunakan akhir-akhir ini. Baik itu di buku-buku populer, seminar-seminar atau lainnya, terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Apa sebenarnya motivasi itu, dari mana dan kenapa perlu motivasi terutama dalam pengembangan diri. Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal.
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya. Motivasi jika dikaitkan dengan belajar maka akan memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam belajar jika tidak ada motivasi seorang siswa akan menemui kendala dalam mencapai suatu prestasi yang dinginkan.
Sardiman mengemukakan bahwa : Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai..
Tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi sangat dipengaruhi oleh seberapa besarnya motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula perubahan energi yang dimanfaatkanpun akan semakin besar, serta didahului adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai sistem bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus anak dalam hal belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan berkompetisi melawan semua hal menarik lain pada eksistensi keseharian.
Untuk mengetahui apa itu motivasi, dan pengaruh motivasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik marilah kita lihat pada pembahasannya di bawah ini.
B. Pembahasan
1. Pengertian Motivasi
Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa Inggris yakni motive yang artinya penggerak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang meyebabkan kesiapannya untuk memenuhi serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sertain dalan bukunya Psychology Understanding of Human Behaviour, dalam M. Ngalim Purwanto, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. WS. Winkel membedakan motif dan motivasi sebagai berikut : Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan dan motivasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Winkel, 1996 dalam Nyayu Khodijah, menyatakan motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu .
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa motif adalah suatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan untuk membangkitkan dalam diri individu agar mencapai tujuan tertentu.
2. Macam-Macam Motivasi Belajar
Menurut M. Alisuf Sabri, bahwa motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu : Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seorang anak atau siswa itu sendiri. Dorongan-dorongan dari dalam diri anak timbul secara sadar dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, oleh sebab itu keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang besar.
Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari kebutuhan yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu melakukan sesuatu. Jika motivasi itu tumbuh dan bangkit dari orang yang belajar itu sendiri, maka kegiatan belajar itu baik (hasil belajarnya efektif dan tahan lama).
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.
2) Adanya Pengetahuan
Pengetahuan atau pengenalan terhadap diri sendiri sangat penting. Seorang anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri akan merasa senang dan bangga, karena dia mengetahui kekurangan dan kelebihan atau kemajuan yang terjadi pada dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat.
3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita
Mungkin bagi anak kecil belum mempunyai cita-cita, sekalipun mempunyai cita-cita, mungkin cita-cita itu hanya sederhana saja tetapi semakin berkembang maka anak akan semakin memahami tentang cita-cita itu, sehingga gambaran mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas.
Anak ingin menjadi sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, cita-cita itulah yang mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi mencapai tujuannya. Di samping itu cita-cita dari seorang anak sangat dipengaruhi oleh kemampuannya, anak yang mempunyai kemampuan baik, umumnya mempunyai cita-cita yang realistik, jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kemampuannya rendah.
Dari ketiga macam motivasi di atas dapat diambil satu kesimpulan sebagai bentuk, bahwa dasar kebutuhan anak adalah memperoleh pendidikan dan bimbingan, hal ini diperlukan untuk menentukan status manusia sebagaimana mestinya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan motivasi terhadap anak didiknya dengan beberapa cara diantaranya dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik terangsang untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:
1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi)
Ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat positif. Di samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan represif positif, ganjaran juga merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih macam-macam ganjaran sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.
Pada garis besarnya, ganjaran dibedakan kedalam empat macam, yaitu:
a. Pujian, pujian adalah ganjaran yang paling mudah dilaksanakan
b. Penghormatan, Penghormatan ada dua macam yang harus diberikan yaitu: Pertama, berupa penobatan, dalam arti anak yang mendapat prestasi diumumkan atau ditampilkan di depan kelas, Kedua berupa penghormatan berbentuk pemberian kekuasaan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu.
c. Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang berbentuk pemberian yang berupa barang, atau disebut juga ganjaran materil.
d. Tanda Penghargaaan adalah bentuk ganjaran yang bukan dalam bentuk barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat sebagai simbol atau tanda penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh anak.
2) Hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi dan alat pendorong untuk mempergiat belajar siswa. Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.
Maksud hukuman menurut pendidikan Islam adalah sebagai tuntunan dan perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Sedangkan menurut Muhammad .Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat jika ingin menghukum anak dengan hukuman badan (jasmaniah), yaitu:
(1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.
(2) Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali. Yang dimaksud dengan pukulan disini adalah lidi atau tongkat kecil dan bukanlah tongkat besar.
(3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertaubat dari apa yang ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya tanpa perlu menggunakan pukulan atau merusak nama baiknya (menjadikan ia malu).

Dan apakah sebenarnya yang menjadikan hakikat dari megadakan hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip mengadakan hukuman yaitu:
a. Hukuman diadakan oleh karena adanya pelanggaran dan adanya kesalahan yang diperbuat oleh anak didik.
b. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran lagi.
3) Persaingan/kompetisi
Persaingan sebenarnya adalah dorongan untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan anak akan penghargaan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhannya. Oleh karena itu kompetisi menjadi pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula diadakan secara sengaja oleh pendidik/guru. Kompetisi dapat terjadi secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, artinya dapat dibentuk di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik artinya dapat dibentuk dari luar individu. Motivasi ini bisa kuat dan lemah karena ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Adapun hal tersebut adalah: Kematangan anak, usaha yang bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian..
1) Kematangan anak
Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak harus diperhatikan kematangan anak. Tidak bijaksana untuk merangsang aktifitas-aktifitas sebelum individu matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak memperhatikan kematangan ini akan mengakibatkan frustasi dan ini dapat mengurangi kapasitas belajar.
2) Usaha yang bertujuan atau goal
Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan kebijaksanaan pada kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.
3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang. Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan melemahkan usaha selanjutnya.
4) Penghargaan dan hukuman
Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru dapat memberikan penghargaan dan hukuman penghargaan adalah motif yang bersifat positif. Penghargaan ini dapat berupa material dan spiritual. Sedangkan hukuman merupakan motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang yang patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila takutnya hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya.
Sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa “Seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi apabila tekanan itu sudah hilang”..
5) Partisipasi
Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu dinamika anak ialah keinginan berstatus, keinginan untuk ambil aktifitas-aktifitas untuk berpartisipasi. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan.
6) Perhatian
Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah perhatian. Karena perhatian merupakan intregitas antara motif dan sikap, dan tergantung dari rangsangan yang diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai dengan motif yang menguasainya.
Berdasarkan uraian di atas, motivasi belajar yang terdapat pada diri anak dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang akan tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula motivasi untuk mencapainya.
4. Pengaruh Motivasi terhadap Keberhasilan Belajar Peserta Didik
Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa, disamping faktor karakteristiknya di antaranya kemampuan awal dan sikap siswa terhadap mata pelajaran dan guru.
Menurut Davies (1981, hlm. 99), motivasi mempunyai pengaruh penting dalam pembelajaran. Motivasi memberi semangat siswa, hal ini membuat siswa menjadi aktif, sibuk, dan tertarik. Ini berarti siswa melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini menjadikan siswa gigih dalam belajar.
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku. Siswa dapat dimotivasi untuk mengerahkan segala tenaga yang dibutuhkan untuk belajar, antara lain dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, seperti penggunaan pujian, umpan balik dan insentif atau hadiah .
Berdasarkan sumber penyebabnya motivasi dikategorikan menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebagaimana yang dijelaskan di atas. Sumber motivasi intrinsik adalah dorongan yang sudah ada dalam diri seseorang untuk menghasilkan sesuatu atau mencapai sesuatu tanpa tergantung pada rangsangan berbentuk apa saja yang akan diberikan oleh orang lain atau organisasi tempatnya bergabung .
Sedangkan motivasi ekstrinsik sangat tergantung pada faktor luar sebagai konsekuensi perilaku, atau motivasi berprestasi yang berasal dari luar dirinya, artinya bahwa motif berprestasi ini muncul karena faktor di luar dirinya baik dari lingkungan rumah maupun sekolah .
Motivasi ekstinsik ini faktor dari luar sangat berperan dalam membentuk prilaku siswa, seperti : siswa belajar karena takut dihukum guru, siswa belajar karena dijanjikan akan memperoleh hadiah oleh orang tuanya, siswa belajar karena untuk menikkan gengsi dirinya di mata teman atau saudaranya, siswa belajar karena akan memperoleh pujian/ penghargaan yang disediakan sekolah .
Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa. Peranan guru untuk mengelola motivasi belajar siswa sangat penting, dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual.
Berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai teori, di antaranya teori Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan manusia (the hierarchy of needs) mengatakan, setiap manusia mempunyai lima tingkat kebutuhan dalam hidupnya. Pertama, kebutuhan faali atau fisiologikal. Kedua, kebutuhan rasa aman. Ketiga, kebutuhan untuk memiliki dan mencintai. Keempat, kebutuhan akan harga diri. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri. Berbagai faktor yang dijelaskan perlu dipahami dan dipertimbangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antar pribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan kepada anak di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Dengan demikian motivasi memiliki peran strategis dalam belajar, baik pada saat memulai belajar, saat sedang belajar maupun saat berakhirnya belajar.
Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktifitas belajar haruslah dijalankan. Prinsip-Prinsip tersebut adalah :
1. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar .
C. Simpulan
Motif adalah suatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan untuk membangkitkan dalam diri individu agar mencapai tujuan tertentu.
Motivasi terbagi dua : Motivasi intrinsik, adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: 1) Adanya kebutuhan, 2) Adanya Pengetahuan, dan 3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita. Motivasi ektrinsik adalah : Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: 1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi), 2) Hukuman, dan 3) Persaingan/kompetisi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut : Kematangan anak, usaha yang bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian. Sedangkan pengaruh motivasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik memiliki peran strategis dalam belajar, baik pada saat memulai belajar, saat sedang belajar maupun saat berakhirnya belajar. Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktifitas belajar haruslah dijalankan.
Prinsip-Prinsip tersebut adalah :1. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar, 2. Motivasi intrinsic lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar, 3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman, 4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar, 5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, dan 6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Demikian makalah ini dapat kami paparkan, dengan harapan akan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaa, untuk itu kritik dari teman-teman yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad S. Ruky, 2002, Sukses sebagai Manajer Profesional tanpa Gelar MM atau MBA, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
A. M. Sardiman,2004, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Danah Zohar dan Ian Marshall, 2000, SQ Kecerdasan Spritual, Bandung Mizan.
Davies, Ivor K, 1981, Pengelolaan Belajar, Penterjemah Sudarsono dkk, (Jakarta, PAU-UT Kerjasama dengan CV Rajawali.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, 1989, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka.
Khodijah,Nyayu, 2006. Psikologi Belajar, Palembang, AIN Raden Fatah Press
M. Ngalim Purwanto, 1996, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Moh. Uzer Usman, 2000, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Mohammad Asror Yusuf, 2004, Bercinta karena Allah: Menjalin Hubungan dengan Lawan Jenis Mengikut Ajaran Nabi Muhammad SAW, Jakarta, Kawan Pustaka.
Partini, Sri. 1995. Psikologi Perkembangan. IKIP Yogyakarta.
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta, Cerdas Pustaka, 2004)
Rena Akbar Hawadi, 2001, Psikologi Perkembangan Anak : Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak, Jakarta , PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sri Esti. W. Djiwandon, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Grasindo.
Walgito,Bimo.1997.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:Andi Offset
WS. Winkel, 1996, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT. Gramedia.
Yustinus Semiun, 2006, Kesehatan Mental : Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan mental serta Teori-Teori yang Terkait, Yogyakarta, Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar